Top Menu

BKSDA Jatim Berupaya Selamatkan Sungai Welang dan Gunung Baung

MADYA FM - Upaya pelestarian kawasan konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Baung di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, terus digelorakan. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur bersama PT. Kanz Capital sebagai pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Energi Air, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, bersinergi menggelar sosialisasi pencegahan pencemaran Sungai Welang, yang mengalir membelah kawasan konservasi tersebut.

Sosialisasi ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, di antaranya DLH Kabupaten Malang, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, UPT Pengelola SDA Wilayah Sungai Welang, KUD Dadi Jaya Purwodadi, UPPD Pasar Lawang, para kepala desa, dan perwakilan masyarakat dari Desa Dawuhan Sengon, Gerbo, dan Lebakrejo.

Sungai Welang, sebelum memasuki kawasan TWA Gunung Baung, mengalir melalui sejumlah desa padat aktivitas seperti Gerbo, Dawuhan Sengon, Lebakrejo, dan Lawang. Namun, kondisi air di musim penghujan sangat memprihatinkan. Air sering kali dipenuhi limbah pertanian, peternakan, pasar, industri, dan rumah tangga. Akibatnya, aliran sungai menjadi berlendir, lengket, kotor, dan berbau menyengat.

Penyuluh Kehutanan Ahli Muda pada Seksi KSDA Wilayah VI Probolinggo, Veve Ivana Pramesti, S.Hut., M.Ling., melalui siaran tertulisnya, Rabu (30/4/2025) menjelaskan bahwa kondisi tersebut tidak hanya mencemari sungai, tetapi juga berdampak luas terhadap ekosistem dan infrastruktur konservasi.

“Satwa liar yang biasa mencari pakan dan air di tepi Sungai Welang kini enggan mendekat. Mereka berpindah ke wilayah pemukiman, dan ini memicu konflik dengan masyarakat. Selain itu, pencemaran juga mengganggu operasional minihidro milik PT. Kanz Capital yang selama ini memasok listrik untuk sekitar 2.300 rumah,” ungkap Veve.

Minihidro yang memanfaatkan aliran Sungai Welang membutuhkan air bersih dan bebas limbah untuk dapat beroperasi secara optimal. Namun, kondisi air yang berlendir dan tercemar sering kali memaksa pengelola menghentikan produksi untuk mencegah kerusakan pada peralatan. Jika dibiarkan, bukan hanya konservasi terganggu, tapi juga pasokan energi masyarakat sekitar.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, masyarakat diimbau untuk tidak lagi membuang sampah dan limbah ke aliran anak Sungai Welang. Desa-desa terdampak juga didorong untuk segera menyusun Peraturan Desa (Perdes) tentang pengelolaan sampah dan pencemaran sungai.

“Kami harap masyarakat menyadari bahwa tindakan sederhana seperti tidak membuang limbah ke sungai berdampak besar terhadap kelangsungan hidup satwa liar dan akses energi. DLH Kabupaten Pasuruan, Dinas Peternakan, serta PT. Kanz Capital siap mendampingi aksi nyata di lapangan,” tegas Veve.

Sosialisasi ini menjadi langkah awal membangun kesadaran kolektif bahwa konservasi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Sungai yang bersih adalah awal dari ekosistem yang sehat dan sumber energi yang lestari. (KOMINFO JATIM)

Copyright © RADIO MADYA FM. Designed by OddThemes