Top Menu

Denyut Ekonomi Rakyat Kecil di CFD Bantaran Madiun

MADYA FM - Car Free Day (CFD) Bantaran Kali Madiun bukan hanya menjadi ruang gerak bebas kendaraan, tetapi juga menjadi nadi ekonomi bagi para pelaku usaha kecil dan menengah. Setiap Minggu pagi, puluhan pedagang tumpah ruah di sepanjang kawasan bantaran, menyuguhkan aneka makanan, minuman, kerajinan tangan, hingga mainan anak-anak.

“CFD ini menjadi ladang rezeki saya. Karena dengan adanya CFD sehingga saya bisa berjualan disini dengan enak dan tentunya dagangan saya cepat habis”, ujar penjual telur gulung sambil tersenyum. Dia mengaku omzetnya banyak hanya berjualan di setiap hari Minggu pada CFD.

Tidak hanya ekonomi, CFD juga mempererat relasi sosial antar warga. Kawasan bantaran hidup dengan berbagai kegiatan komunitas: senan massal, pertunjukan music akustik, dan sebagainya. Suasana riuh tapi hangat membuat masyarakat merasa nyaman berlama-lama, sekaligus membuka peluang lebih besar bagi pedagang untuk menjajakan dagangannya.

Namun, tantangan tidak dapat dipungkiri. Keterbatasan ruang, minimnya fasilitas umum seperti tempat sampah, serta persaingan antar pedagang menjadi pekerjaan rumah yang harus diatasi bersama.

Ruang publik yang semula hanya dimaksudkan untuk rekreasi, kini memiliki makna sosial dan ekonomi yang lebih dalam. CFD Bantaran Madiun menjadi saksi nyata bahwa sector informal UMKM dapat tumbuh kuat ketika diberi ruang yang adil dan akses ke masyarakat luas. Di tengah tekanan ekonomi dan mahalnya harga kebutuhan pokok, denyut kehidupan dari CFD seperti ini menjadi pengingat bahwa ekonomi kerakyatan tetap bisa tumbuh, asalkan diberikan tempat dan dukungan.

Mungkin, kita perlu belajar melihat CFD lebih dari sekadar acara mingguan. Tetapi, laboratorium sosial tempat solidaritas dan ekonomi berbagai panggung yang sama. Tempat dimana warga kota saling menyapa, saling mendukung, dan saling menghidupi tanpa sekat status, tanpa dominasi modal.

Karena sejatinya, denyut kota bukan berasal dari gedung-gedung yang megah, melainkan dari mereka yang menghidupkan trotoar dengan senyum dan semangat dari rakyat kecil yang setiap Minggu berdagang di bawah tenda seadanya, namun dengan tekad yang besar.

Di antara derap langah kaki yang berolahraga dan tawa anak-anak yang berlarian, terdapat jerih payah yang tidak terlihat mata: tangan-tangan kasar yang memasak sejak dini hari, bahu yang memikul barang dagangan, suara lantang yang berseru menawarkan jualannya. Mereka adalah wajah-wajah yang sering terlewat dalam cerita-cerita besar tentang pembangunan kota, namun justru menjadi penopang paling dasar dari ekonomi kerakyatan.

CFD Bantaran Madiun menghadirkan cermin bahwa kota yang baik bukan hanya kota yang bersih dan rapi, tetapi juga kota yang memanusiakan manusianya. Kota yang memberi tempat bagi pedagang kecil untuk tumbuh. Kota yang mendengarkan denyut nadi para penjaja keliling, bukan hanya suara elite di meja konferensi.

Selama CFD di Bnataran Madiun masih berjalan, selama ada ruang terbuka yang memberikan tempat pada mimpi sederhana, maka denyut itu akan terus terdengar. Tidak pernah henti, menjadi pengingat bahwa kota ini hidup karena warganya. Karena mereka yang dengan segala keterbatasannya tetap meilih untuk berjuang di jalanan, di bawah tenda, dan di tengah harapan yang tidak pernah padam.

Copyright © RADIO MADYA FM. Designed by OddThemes