MADYA FM - Di kaki Gunung Wilis yang hijau dan tenang, berdiri sebuah monumen yang menyimpan luka sejarah sekaligus menjadi simbol perlawanan rakyat. Monumen Kresek, terletak di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, tidak hanya menawarkan panorama alam yang asri, tetapi juga mengajak setiap pengunjung untuk menapak tilas jejak kelam pemberontakan PKI tahun 1948.
Dibangun pada tahun 1987, Monumen Kresek berdiri kokoh di atas lahan luas. Dinding-dindingnya dipenuhi relief yang menggambarkan kekejaman dan penderitaan para korban tragedi berdarah itu. Patung-patung pejuang rakyat berdiri tegar, seolah tidak pernah lelah menjaga nilai-nilai kebangsaan di tengah angina sejuk dan semilir dedaunan.
“Setiap sudut monumen ini memiliki cerita. Ada tangis, keberanian dan harapan. Saya selalu merinding setiap kali ke sini”, tutur salah satu warga terdekat.
Monumen ini menjadi tempat favorit bagi wisatawan lokal dan pelajar yang ingin mengenal sejarah lebih dekat. Tidak sedikit dari mereka yang datang dengan penuh rasa haru saat menyaksikan betapa kejamnya konflik ideologi di masa lalu.
“Saya sengaja mengajak anak-anak ke sini, supaya mereka tidak hanya belajar sejarah dari buku, tetapi bisa melihat langsung dampaknya. Ini penting untuk menambah karakter”, ujar salah satu guru SMP yang datang bersama dengan murid-muridnya.
Selain sarat nilai edukatif, Monumen Kresek juga menawarkan keindahan alam yang memesona. Dikelilingi pepohonan rindang dan udara pegunungan yang sejuk, tempat ini juga dilengkapi jalur pejalan kaki, taman kecil, dan tempat istirahat bagi keluarga. Perpaduan suasana sejarah dan alam menciptakan harmoni yang jarang ditemui di tempat wisata lain.
Pada akhir pecan dan hari libur nasional, pengunjung bisa mencapai ratusan orang per hari. Mereka datang tidak hanya untuk mengenang, tetapi juga untuk merenung bahwa kemerdekaan dan kedamaian dari ini adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang tidak ternilai.
Monumen kresek bukan sekadar tempat wisata sejarah. Namun, ruang sunyi yang berbicara lantang tentang arti kemanusiaan, ideologi, dan cinta tanah air. Di balik hijaunya alam, tersimpan pesan yang kuat: jangan sekali-kali melupakan sejarah.