MADYA FM - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, erupsi dengan letusan setinggi 900 meter di atas puncak pada Rabu pagi.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 06.28 WIB
dan tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576
meter di atas permukaan laut (mdpl)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung
Semeru, Sigit Rian Alfian dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Menurutnya, kolom abu Gunung Semeru teramati berwarna kelabu
dengan intensitas tebal ke arah utara dan erupsi terekam di seismograf dengan
amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Berdasarkan catatan petugas, aktivitas Gunung Semeru
masih didominasi gempa letusan pada pengamatan kegempaan hari Selasa (22/4)
selama 24 jam yakni tercatat 35 kali gempa letusan/erupsi, dua kali gempa
guguran, lima kali gempa Hembusan, tiga kali gempa vulkanik dalam, dan enam
kali gempa tektonik jauh.
Ia menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status Gunung
Semeru yang masih Waspada atau Level II, yakni masyarakat dilarang melakukan
aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan
kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh
melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di
sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan
aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam
radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap
bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas,
guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang
berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang,
Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang
merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(antara)