MADYA FM - Di tengah rutinitas kota yang terus bergerak, ada satu sudut di Madiun yang sedang menyita perhatian publik. Kali Bantaran sungai yang membelah sebagian wilayah Kota Madiun ini yang mendadak viral karena keindahan alamnya saat musim kemarau tiba. Bukan karena debit airnya yang surut, melainkan karena bisa digunakan spot foto.
Setiap tahun, saat musim kemarau datang debit Kali Bantaran menurun drastis, wajah sungai ini berubah. Dasar sungai yang biasanya tertutup arus kini menampakkan bebatuan alami yang tersusun acak namun estetis. Vegetasi di sekitarnya turut menciptakan komposisi warna yang memanjakan mata hijau pepohonan, kuning gersang rerumputan, dan biru langit mendung Madiun yang cerah.
Waktu terbaik untuk menikmati pesona tersebut adalah di sore hari, ketika sinar matahari senja menyinari permukaan sungai yang dangkal, menciptakan kilau keemasan yang dramatis. Tidak sedikit yang menyebut suasana Kali Bantaran saat itu mirip dengan latar film-film bertema alam atau musim gugur di luar negeri.
Popularitas Kali Bantaran meningkat drastis sejak beberapa unggahan foto di Instagram dan TikTok menampilkan keindahan tempat tersebut. Sejak saat itu, hampir setiap hari di waktu kemarau kawasan tersebut dipadati oleh para pengunjung yang datang untuk berfoto, bersantai, hingga membuat konten video.
“Saya awalnya lihat di instagram teman. Ternyata emang sebagus itu”, ujar warga Madiun yang datang bersama dengan keluarganya.
Meski begitu, para ahli lingkungan menginginkan bahwa daya tarik Kali Bantaran ini bersifat musiman dan rentan terhadap kerusakan jika tidak dijaga bersama. Selain karena perubahan debit air saat musim hujan, keramaian pengunjung juga berpotensi menyebabkan pencemaran dan kerusakan ekosistem di sekitarnya.
“Keindahan ini adalah anugerah alam yang terjadi secara alami. Tetapi kalau tidak ada kesadaran kolektif dari semua pihak, bisa jadi hanya bertahan sebentar. Kita harus menjaganya bersama”, ujar salah satu warga sekitar Kali Bantaran.
Kali Bantaran Madiun bukan sekadar tempat berfoto, tetapi contoh bagaimana ruang-ruang alami di tengah kota bisa menjadi tempat pertemuan antara manusia dan alam. Keindahan yang ditawarkannya bukan hasil buatan, melainkan murni ciptaan alam yang hanya bisa dinikmati jika kita tahu waktu dan cara menghargainya.
Bagi yang ingin mencari ketenangan, keindahan visual, atau sekadar jeda dari hiruk pikuk kota, Kali Bantaran menanti dengan pesona musiman yang tidak kalah dari lanskap-lanskap luar negeri. Hanya satu syarat: datanglah dengan rasa syukur, nikmatilah dengan bijak, dan pulanglah tanpa meninggalkan sampah.
Lebih dari sekedar untuk foto dan konten media sosial, tempat ini bisa menjadi ruang refleksi tentang hubungan manusia dengan alam, tentang perubahan yang pasti datang, dan tentang pentingnya menjaga agar keindahan tetap lestari bagi generasi mendatang. Sebab, pesona alam tidak hanya untuk dilihat, tetapi juga diwariskan.