Top Menu

Tempat Itu Masih Sama, Tapi Ceritanya Selalu Berbeda

MADYA FM - Waktu terus berjalan, jalanan berubah, bangunan tumbuh menjulang, wajah-wajah berganti. Namun di satu titik di tengah Kota Madiun, ada sebuah tempat yang tidak pernah kehilangan denyutnya. Tetap disana, seperti penjaga setia kota yang tumbuh bersamanya. Dari fajar hingga malam, dari generasi ke generasi, tempat itu tidak pernah sepi dari kisah. Diam, tetapi menjadi rumah bagi ribuan cerita.

Pagi baru merekah ketika langkah kaki mulai terdengar menapaki jalur lari. Orang-orang datang sendiri, berdua, atau berkelompok kecil. Ada yang berlari cepat, mengejar target kebugaran, ada pula yang hanya berjalan santai, menikmati embun yang masih menempel di dedaunan. Suara napas, langkah kaki, dan canda ringan mengalun bersama udara pagi yang segar.

“Kalau tidak kesini rasanya ada yang kurang”, ujar seorang pria tua yang mengenakan topi dan sepatu lari. Ia berhenti sejenak di dekat bangku kayu, mengusap keringat, lalu melanjutkan langkah kecilnya sambil tersenyum.

Ketika matahari mulai naik dan baying-bayang pepohonan mengecil, suasana perlahan berubah. Pedagang kaki lima mulai menggelar dagangan. Ada yang menjajakan nasi pecel, bubur ayam, lontong sayur, hingga jajanan pasar. Asap tipis dari gerobak gorengan melayang-layang, menyebarkan aroma yang menggoda siapa saja yang lewat.

Sore hari, suasana menjadi semakin hidup. Di sinilah semuanya berpadu, suara anak-anak, deru motor, obrolan para orang tua, dan musik dari komunitas yang sedang latihan. Lapangan Gulun, begitulah tempat itu dikenal.

Berada tidak jauh dari pusat kota, Lapangan Gulun telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa besar dan kecil dalam kehidupan warga Madiun. Dulu, tempat ini digunakan untuk acara resmi. Kini, fungsinya telah berkembang jauh lebih luas. Menjadi ruang terbuka bagi siapa saja yang ingin datang, untuk berolahraga, berkreasi, bersantai, atau sekadar duduk menikmati senja.

Lapangan ini tidak pernah menghakimi siapa pun. Menerima semua yang datang, dari pagi hingga malam. Dari anak-anak kecil yang baru belajar berjalan, hingga lansia yang mengenang masa muda mereka. Menjadi ruang yang cair bisa jadi tempat bermain, tempat berkarya, tempat menyendiri, atau tempat bersama.

Meskipun bentuknya nyaris tidak berubah, jalur lari yang sama, tribun yang masih kokoh, pepohonan besar yang tetap berdiri, dan tiang bendera yang sudah menua, Lapangan Gulun selalu menghadirkan cerita yang berbeda setiap harinya.

Menjadi tempat orang bertemu untuk pertama kalinya, juga tempat terakhir seseorang melihat senyum orang yang dicintai. Menjadi saksi bagi persahabatan yang tumbuh, cinta yang dirajut, hingga mimpi yang diam-diam dibisikkan di antara desir angin sore.

Tempat itu masih sama. Tetapi waktu telah memahat kenangan yang berbeda di tiap sudutnya. Seperti buku yang sampulnya tidak berubah, tetapi tiap halaman diisi oleh tangan yang berbeda, cerita yang baru, dan emosi yang tidak pernah sama.

Lapangan Gulun bukan hanya bagian dari peta Kota Madiun. Namun, bagian dari hidup warganya hidup yang terus berjalan, tetapi selalu kembali pulang. Karena sesekali, kita semua butuh tempat yang sama untuk menceritakan kisah yang baru.

Copyright © RADIO MADYA FM. Designed by OddThemes