Top Menu

BPBD Ngawi Petakan Belasan Kecamatan Rawan Bencana

MADYA FM - Kabupaten Ngawi mulai memasuki musim penghujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Desember 2025. Mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, BPBD telah memetakan belasan kecamatan yang termasuk rawan bencana.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi, Partoyo, menjelaskan bahwa puncak musim hujan biasanya ditandai dengan meningkatnya intensitas curah hujan. Ia mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi bencana alam.

“Secara kewilayahan, Kabupaten Ngawi termasuk daerah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang,” ujar Partoyo, Kamis (6/11/2025).

BPBD mencatat, wilayah rawan angin kencang meliputi Kecamatan Mantingan, Widodaren, Kedunggalar, Karanganyar, Pitu, dan Ngawi. Kawasan ini kerap terdampak puting beliung yang menimbulkan kerusakan ringan hingga berat.

Adapun wilayah selatan Ngawi seperti Kecamatan Sine, Ngrambe, Kendal, dan Jogorogo dikategorikan rawan longsor karena berada di lereng utara Gunung Lawu.

Sementara wilayah yang dilalui dua sungai besar, Bengawan Solo dan Bengawan Madiun termasuk Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Pitu, Ngawi, dan Kwadungan rawan luapan banjir saat intensitas hujan tinggi.

“Musim hujan diprediksi berlangsung hingga enam bulan ke depan. Kami mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan segera melapor ke BPBD apabila mengetahui kejadian bencana,” tambahnya.

Sepanjang tahun 2025 hingga November, BPBD mencatat telah terjadi ratusan bencana di wilayah Ngawi. Terdiri dari 11 kejadian tanah longsor, 51 kali luapan banjir, dan 177 kali angin puting beliung. Akibat bencana ini, kerugian ditaksir mencapai seratus juta lebih.

“Wilayah Kabupaten Ngawi paling banyak kejadian puting beliung. Total kerugian material dari bencana alam mencapai Rp167,7 juta,” ungkap Partoyo.

Copyright © RADIO MADYA FM. Designed by OddThemes